Sukarelawan Bantu Atasi Tumpahan Minyak di Kepulauan Mauritius

Jakarta, Ruangenergi.com – Perdana Menteri Mauritius, Pravind Jugnauth, menyatakan “keadaan darurat lingkungan”. Hal tersebut menyusul karena adanya tumpahan minyak yang mencemari terumbu karang dan ekosistem yang dilindungi di kepulauan Mauritius.

Pasalnya, tumpahan minyak itu disinyalir berasal dari sebuah Kapal tanker milik perusahaan Jepang tetapi berbendera Panama. Kapal tersebut membawa sebanyak 3.800 ton bahan bakar dan 200 ton solar, seketika kapal tersebut menghantam karang di Pointe d’Esny, permata ekologi yang terkenal dengan situs konservasi yang dilindungi, baik oleh nasional maupun internasional.

Dikutip dari AFP.com, beberapa Minggu lalu, sebuah kapal kargo MV Wakashio mengalami kebocoran bahan bakar, akibat hantaman tingginya gelombang laut. Tumpahan minyak menodai air bersih di kawasan laut yang dilindungi secara ekologis di lepas pantai tenggara.

Pravind Jugnauth meminta bantuan dari Prancis untuk mengurangi apa yang oleh otoritas Mauritian lakukan untuk melakukaj pembersihan tumpahan minyak.

Mereka menilai bahwa bencana tumpahan minyak tersebut merupakan bencana lingkungan yang belum pernah terjadi sebelumnya di pesisir negara kecil di Samudra Hindia.

Kementerian lingkungan Hidup Mauritius mengumumkan, bahwa minyak telah mulai merembes dari lambung kapal, dan mengkonfirmasikan kejadian yang terburuk.

Gambar udara menunjukkan skala kerusakan yang sangat besar, dengan hamparan perairan berwarna biru turkis di sekitar kapal yang terdampar kini berwarna hitam pekat

Pekan lalu, Perancis mengirim kapal angkatan laut dan pesawat militer dari wilayahnya (Reunion) ke Mauritius, untuk melakukan pembersihan tumpahan minyak tersebut.

Kapal angkatan laut Prancis yakni Le Champlain, yang berlayar ke Mauritius pada Sabtu, (08/08). Sementara satu pesawat militer dijadwalkan melakukan dua rotasi di atas lokasi tumpahan, keduanya dilengkapi dengan peralatan khusus pengendalian polusi bersama para ahli dalam tumpahan minyak di dalamnya.

screenshoot IG @mauritius_explored

Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengatakan, tim ahli dan peralatan khusus dikerahkan dari Reunion, sebuah pulau Prancis di Samudra Hindia, untuk membantu mengatasi tumpahan minyak.

“Ketika keanekaragaman hayati terancam, ada kebutuhan mendesak untuk bertindak. Prancis ada di sana. Di pihak penduduk Mauritian,” jelas Macron.

Sementara, para sukarelawan telah berkumpul di sepanjang pantai Mauritius, mereka melihat ceceran minyak gelap saat ini telah melapisi terumbu karang, laguna, dan pantai pasir putih. Pasalnya, pesisir pantai Mauritius merupakan destinasi wisata alam nan asri.

Para sukarelawan tersebut membangun pagar terapung dari jerami dan botol kosong untuk menahan ombak, di mana pantai tersebut telah dipenuhi lumpur tebal.

Mantan Ahli Strategi Greenpeace dan Ahli Lingkungan yang membantu pembersihan, Sunil Dowarkasing, mengatakan, “semua sukarelawan terlihat diselimuti cairan hitam”.

“Kami tidak akan pernah bisa pulih dari kerusakan ini. Tapi yang bisa kami lakukan adalah mencoba mengurangi dampaknya sebanyak yang kami bisa,” jelasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *