Tutuka: CISEM Tahap 1 Rampung 2023, Saat Ini Baru 55 Persen

Jakarta,ruangenergi.com-Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Ditjen Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan di tahun 2023 pembangunan pipa Cirebon-Semarang tahap pertama rampung.

Pembangunan pipa transmisi gas bumi Cirebon-Semarang (Cisem) tahap I ruas Semarang-Batang, hingga saat ini telah mencapai 55 persen.

“Semarang-Batang mudah-mudahan selesai tahun depan dan sekarang sudah mencapai 55%,” kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji dalam acara International Conference on Upstream Energy Technology and Digitalization IC-UPERSTAIN 2022 di Universitas Pertamina, Jakarta.

First Welding (pengelasan pertama) pembangunan pipa Cisem dilakukan pada 6 Agustus 2022. Proyek ini merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) dan bagian dari rencana interkoneksi pipa transmisi antara jaringan pipa transmisi Sumatera, Jawa bagian Barat dengan jaringan pipa transmisi Jawa bagian Timur.

Interkoneksi pipa ini memperkuat rantai suplai pasokan gas bumi dan dapat diakses masyarakat dengan harga terjangkau secara berkelanjutan, terutama untuk kebutuhan sektor industri eksisting di sepanjang jalur pipa dan kawasan-kawasan industri yang akan segera beroperasi di beberapa wilayah. Antara lain, Kawasan Industri Terpadu Batang, Kawasan Ekonomi Khusus Kendal dan Kawasan Industri Wijayakusuma Semarang di Jawa Tengah, serta kawasan industri lainnya yang sedang dalam proses perencanaan.

“Kalau pipa Cisem ini selesai, maka gas dari Jawa Timur bisa dikirimkan ke Jawa Barat. Jadi masalah konektivitas jadi sangat penting untuk mendapatkan energi yang murah dan dapat diakses,” urai Tutuka lagi.

Dalam catatan ruangenergi.com,Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Sujarwanto Dwiatmoko mengatakan potensi permintaan gas bumi melalui pipa Cirebon-Semarang (CISEM) berasal dari kawasan industri.

Kawasan industri Kendal, Kawasan Industri Wijayakusuma, Kawasan Industri Terpadu Batang, dan Kawasan Industri Brebes.

“Kawasan Industri Wijayakusuma saat ini berkembang. Nah kebutuhan gas untuk Kawasan Industri Batang sebanyak 58 mmscfd. Ini kebutuhan optimis dari sekarang. Pada tahun 2027 kebutuhan gas harian Kawasan Industri Batang juga mencapai 79 mmscfd. Kebutuhan tersebut untuk seluruh cluster seluas 3100 hektar. Cluster kedua (di Batang) untuk distrik inovasi dan cluster ketiga untuk rekreasi,” kata Sujarwanto ditemui ruangenergi.com di Semarang beberapa waktu lalu.

Sujarwanto memaparkan skema penyediaan gas bumi di kawasan industri, pertama disediakan dengan CNG (compressed natural gas) trucking untuk konsumen yang jauh dan belum tersedia pipa transmisi gas bumi oleh sub holding gas PT Pertamina Gas Negara (PGN). Kemudian jaringan pipa gas Gersik-Semarang, dan Semarang-Batang dilanjutkan dengan dibangun pipa distribusi hingga konsumen gas yang diikuti program-program jaringan gas rumah tangga.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *