Jakarta, ruangenergi.com-SKK Migas mengabarkan berita gembira, bahwa telah memiliki tim carbon management untuk mendukung program low carbon initiatives.
Sekretaris SKK Migas Luky Agung Yusgiantoro, dikutip dari portal SKK Migas, menyampaikan satuan khusus tersebut terus mempromosikan carbon capture and storage (CCS) dan carbon capture utilization storage (CCUS).
Menurutnya, CCS dan CCUS akan menjadi teknologi penting yang diandalkan dimasa depan. SKK Migas telah menetapkan 6 program yaitu :
CO2 sequestation CCS/CCUS yang saat ini sudah ada 3 (tiga) POD yang telah disetujui yaitu UCC Ubadari, CCS Abadi dan CCS Saka Kemang. Bahkan UCC Ubadari telah melakukan final investment decision (FID) di Desember 2024, 2. Energy management, 3. Fugitive emission, 4. Zero routine flaring flare/emission reduction, 5. Reforestration (offset carbon nature based solutions), 6. Policy & regulation.
“Berdasarkan hasil rating terbaru dari S&P Rating, Indonesia Investor Attractiveness mengalami kenaikan di sektor hulu migas, terdapat kenaikan skor Indonesia dengan overall attractiveness rating per Desember 2024 menjadi 5.35 atau meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu dengan skor 5.30. Padahal di tahun 2022 skor yang diperoleh masih 5.12,”kata Luky, dikutip Kamis (13/03/2025), di Jakarta.
Pada paparannya, Luky juga mengharapkan dukungan dari kementerian dan instansi lain terkait perizinan di hulu migas, oleh karenanya dukungan dari Komisi XII diharapkan dapat menjadikan koordinasi dengan kementerian dan instansi lainnya itu berjalan dengan baik.
Momentum meningkatnya ketertarikan investor hulu migas diharapkan mendapatkan dukungan dari para pemangku kepentingan, sehingga investasi hulu migas dapat terus meningkat untuk mendukung ketahanan energi nasional.