UKM Tri Retno Mahanani Siap Masuki Pasar Ekspor

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp
  1. Jakarta, Ruangenergi.comPT Pertamina (Persero) melalui Program Kemitraan telah membina puluhan ribu usaha kecil menjadi mitra binaannya. Dengan ketekunan yang kuat, banyak bisnis yang semula hanya dimulai dengan coba-coba akhirnya bisa berkembang dan terus naik kelas.

Hal ini seperti yang dilakukan Tri Retno Mahanani. Pemilik UMK Citra Handycraft. Menurutnya, sudah sejak lama ia menyukai bidang jahit-menjahit. Bermula dari membuat satu-dua buah produk, ternyata banyak yang minat terhadap produknya.

“Ya, dari coba-coba itu, akhirnya banyak yang suka, lalu saya buat secara massal,” katanya.

Awalnya Retno membuat produk seperti tas yang bisa dipakai untuk pengajian ibu-ibu di sekitar rumahnya. Lalu, ia melakukan inovasi dengan membuat aneka taplak meja dan sarung bantal. Seiring dengan waktu, saat ini varian produknya sudah semakin banyak, antara lain tempat tisu, tatakan gelas, gorden, sampai daster.

“Sudah lebih dari 10 jenis, dimana masing-masing jenisnya, malah ada yang diproduksi sampai ribuan pieces,” terang Retno.

Menurutnya, bisnis ini dimulai dengan membuat craft hanya bermodalkan dan tidak lebih dari Rp 5 juta. Untuk menghemat biaya, dia memanfaatkan bahan-bahan yang terdapat di rumahnya. Hanya bahan baku kain yang dibelinya dari Pasar Tanah Abang.

“Untuk bahan baku, saya pilih bahan yang berkualitas. Prospeknya cukup bagus, hal tersebut dibuktikan dengan penjualan yang terus meningkat setiap tahunnya,” tukasnya.

Terkait harga, produk Citra Handrycraft ini dibanderol mulai Rp 25 ribu hingga Rp 450 ribu per pieces. Untuk meningkatkan penjualan, cara yang ditempuhnya adalah dengan rajin mengikuti beragam pameran di seluruh wilayah Indonesia dan luar negeri.

Bersama Pertamina, ia pernah memamerkan produknya di Yordania, Dubai, dan Hong Kong. Bahkan, beberapa kali produknya juga berhasil menembus Benua Eropa.

Retno banyak mengombinasikan blacu yakni bahan karung terigu dan kain perca untuk membuat karyanya. Perpaduan inilah yang membuat banyak warga asing menggemari produknya.

“Apalagi saat kain perca yang dipakai adalah kain baik, membuat nuansa Indonesia makin melekat di setiap hasil kerajinannya. Membuat setiap orang, bahkan warga asing sekalipun langsung kepincut saat melihatnya,” paparnya.

Saat ini di workshopnya di kawasan Depok, Jawa Barat, ia telah memperkerjakan 4 karyawan untuk memproduksi aneka produknya. Menurut Retno, meskipun di bisnis ini tensi persaingan cukup tinggi, asalkan inovatif niscaya tidak akan kehilangan konsumen.

“Yang meniru itu pasti banyak, kita harus punya ciri khas. Harus inovatif, selain tetap jaga kualitas dan kerapian jahit dan harga tentunya,” kata dia.

Sementara Senior Vice President Corporate Communications & Investor Relations Pertamina, Agus Suprijanto mengatakan, peluang usaha yang bisa dijalani oleh mitra binaan bisa datang dari mana saja, baik hobi atau yang lainnya.

“Dengan berkembangnya suatu usaha, akan membuka peluang terciptanya lapangan kerja dan mendukung perekonomian nasional. Sesuai dengan implementasi SDGs tujuan ke-8 dan juga penerapan ESG dibidang sosial,” tutupnya.(Red)