Nusa Dua,Bali,ruangenergi.com-Wakil Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Nugroho Christijanto mengatakan industri pupuk tidak lepas dari upaya pengurangan emisi karbon.
Dalam rangka itu,Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memimpin dan memfasilitasi upaya terjadinya sirkular karbon ekonomi ini.
“Menariknya kita (Pupuk Indonesia/PI) ini ada di scope dua.Artinya kita melihat banyaknya upaya-upaya itu dilakukan di internal industri pupuk.Bagaimana mengurangi emisi karbon itu secara signifikan,” kata Nugroho di sela-sela konferensi pers pada 2nd International Convention on Indonesian Upsteam Oil and Gas 2021, Senin (29/11/2021) di Nusa Dua,Bali.
Kalau bicara pengurangan emisi karbon,lanjut Nugroho, beberapa inisiative nya dilakukan oleh Pupuk Indonesia Groups akan fokus bagaimana kondisi saat ini. Ditetapkan target pengurangan emisi karbonnya.
“Banyak upaya-upaya yang cukup siginfikan dan kami memang menargetkan di tahun 2030 nanti,sesuai dengan yang disepakati bersama pemerintah, paling tidak kontribusi industri pupuk itu paling tidak bisa mengurangi emisi 12 ton CO2 ekuivalen,”papar Nugroho.
Pupuk Indonesia,lanjutnya lagi,melihat ada upaya lain untuk injeksi karbon. Ada industri kimia yang memang mengkonsumsi Co2. Seperti halnya yang sudah ada di perencanaan PI akan membangun pabrik Soda Abu.
“Industri ini (Soda Ash/Soda Abu) kita belum punya dan akan dilakukan oleh Pupuk Indonesia Groups. Cukup siginifikan nanti upayanya.Investasi yang dibutuhkan juga cukup lumayan.Tapi at the same time, pengurangan emisi karbonnya jelas karena akan dikonsumsi pabrik Soda Ash ini, bisa menyerap sepertiga dari target 12 ton emisi C02,” jelasnya lagi.
Pupuk Indonesia menyadari penyapaian pengurangan emisi karbon harus diawali dengan inisiative di sisi hulunya. Pupuk Indonesia sudah mulai memikirkan bagaimana melakukan transisi dari grey ammonia menjadi blue ammonia,maupun green ammonia.
