TINS

Laba Bersih PT TIMAH Tbk Per 9M-2025 Melesat Dua Kali Lipat dari Semester I 2025

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta, ruangenergi.com– PT TIMAH Tbk (IDX: TINS), anggota Holding Industri Pertambangan MIND ID, mencatatkan kinerja keuangan yang solid hingga kuartal III tahun 2025. Perseroan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp602 miliar pada periode sembilan bulan pertama 2025 (9M-2025), atau melonjak dua kali lipat dibandingkan laba bersih semester I 2025.

Pertumbuhan laba ini didorong oleh kenaikan harga logam timah global, penguatan permintaan dari sektor elektronik, serta strategi Perseroan dalam optimalisasi penjualan dan efisiensi biaya produksi.

Permintaan timah global, terutama dari sektor elektronik seperti tin solder dan tin chemical, tetap kuat didorong pasar Jepang dan China. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan RI, ekspor logam timah Indonesia hingga September 2025 mencapai 37.946 metrik ton, naik 28% dibandingkan periode yang sama tahun 2024.

Dari total tersebut, PT TIMAH Tbk berkontribusi sekitar 21% terhadap ekspor timah Indonesia, atau sekitar 3% dari ekspor timah global yang mencapai 278.048 metrik ton.

Harga logam timah di pasar dunia juga menunjukkan tren peningkatan yang signifikan. Rata-rata Cash Settlement Price LME hingga September 2025 mencapai USD 32.775,58 per ton, naik 8,8% dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan harga ini dimanfaatkan Perseroan untuk memperluas jangkauan pasar ekspor dan meningkatkan margin penjualan.

Hingga September 2025, Perseroan mencatat produksi bijih timah sebesar 12.197 ton Sn, sementara produksi logam timah mencapai 10.855 ton. Meskipun secara tahunan terjadi penurunan akibat faktor cuaca, kondisi cadangan, dan aktivitas penambangan ilegal, Perseroan berhasil menjaga stabilitas operasional melalui peningkatan efisiensi dan pengendalian biaya produksi.

Penjualan logam timah tercatat 9.469 metrik ton, dengan komposisi 7% pasar domestik dan 93% ekspor. Enam negara utama tujuan ekspor meliputi Jepang (19%), Singapura (19%), Korea Selatan (18%), Belanda (9%), Italia (4%), dan Amerika Serikat (4%).

Fokus pada pasar ekspor di kawasan Asia Pasifik, Eropa, dan Amerika memberikan dampak positif terhadap peningkatan kinerja penjualan dan harga jual rata-rata logam timah Perseroan yang mencapai USD 33.596 per ton, naik 8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Kinerja Keuangan: Laba Melonjak, Struktur Keuangan Sehat
Sepanjang 9M-2025, Perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp6,6 triliun, dengan EBITDA Rp1,5 triliun. Dari capaian tersebut, laba bersih mencapai Rp602 miliar, atau 78% dari target laba tahun 2025 sebesar Rp774 miliar.

Dari sisi neraca, total aset Perseroan naik 7% menjadi Rp13,7 triliun, sementara liabilitas meningkat 14% menjadi Rp6,1 triliun. Ekuitas Perseroan juga meningkat 2% menjadi Rp7,61 triliun, didorong oleh laba positif yang dicatatkan hingga kuartal III.

Indikator keuangan utama menunjukkan kondisi yang sehat: Quick Ratio: 32,8%, Current Ratio: 177,8%, Debt to Asset Ratio: 44,4% dan
Debt to Equity Ratio: 79,9%

Kondisi ini menunjukkan bahwa struktur keuangan Perseroan tetap solid dan likuid untuk mendukung rencana operasional dan pengembangan bisnis.

“Seiring dengan peningkatan produksi dari kuartal ke kuartal, tren kenaikan harga logam timah global, serta dukungan pemerintah dalam perbaikan tata kelola pertambangan timah, Perseroan berhasil membukukan laba bersih sembilan bulan 2025 sebesar Rp602 miliar, atau dua kali lipat dari capaian semester I 2025,” ujar Fina Eliani, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT TIMAH Tbk.

Aktivitas manufaktur elektronik global yang menjadi motor utama permintaan timah diperkirakan terus menguat. International Tin Association (ITA) memperkirakan konsumsi logam timah global tahun 2025 akan tumbuh 0,6% menjadi 380.160 metrik ton, dengan supply sebesar 374.910 metrik ton, menunjukkan kondisi pasar yang ketat.

Berdasarkan data Bloomberg, harga timah dunia pada 2025 diproyeksikan berada di kisaran USD 32.254 hingga USD 34.000 per ton. Sementara itu, tren jangka menengah juga akan dipengaruhi oleh pertumbuhan industri elektronik, semikonduktor, chip, digitalisasi, dan penerapan Artificial Intelligence (AI).

Dengan dukungan tata kelola yang kuat, efisiensi operasional, dan peluang pasar yang positif, PT TIMAH Tbk optimis dapat mempertahankan momentum pertumbuhan laba di kuartal berikutnya. (*)