Jakarta, ruangenergi.com- Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan dirinya banga atas pencapaian Medco Energi melalui diresmikannya pengoperasian proyek West Belut di Natuna, Kepulauan Riau pada Rabu (11/09/2024).
SKK Migas mengapresiasi West Belut lebih cepat beroperasi dari jadwal yang sudah ditetapkan sebelumnya, dan termasuk yang bisa diselesaikan di bawah 2 (dua) tahun.
“Tadinya, proyek West Belut ini dinilai tidak ekonomis oleh operator lama (Conocophillips), namun (oleh Medco EP Natuna) bisa ditindaklanjuti jadi ekonomis,” kata Dwi Soetjipto kepada wartawan di sela-sela “Peresmian Start Up Proyek West Belut”, Rabu (11/09/2024), di Jakarta.
Proyek West Belut ini, lanjut Dwi, akan jadi benchmark terhadap proyek-proyek sejenis yang dilakukan kontraktor kontrak kerja sama (K3S) lainnya.
Lapangan West Belut ditemukan pada 1998 melalui sumur Belut-3, dengan temuan sekitar 80 kaki lapisan gas dan 160 kaki lapisan minyak di Formasi Arang, Udang, dan Syn-Rift.
Sumur West Belut-2 dieksplorasi pada 1999 dan menginformasi 26 kaki lapisan gas di formasi Lower Arang. Serta eksplorasi pada Sumur Belut-1 pada Q3 2020 untuk menginformasi keberadaan hidrokarbon di formasi Udang.
Tujuan proyek West Belut untuk memonetisasi penemuan cadangan yang belum dikembangkan serta memaksimalkan nilai aset di South Natuna Sea Block B.
Proyek West Belut selesai sesuai jadwal dan anggaran, dengan semua fase konstruksi dan pemasangan yang berhasil dilaksanakan oleh Medco EP Natuna.
Pencapaian lebih dari 1 juta jam kerja/safe man hours tanpa lost time injury (LTI). Proyek ini menciptakan banyak lapangan kerja, berkontribusi pada pembangunan ekonomi lokal, dan meningkatkan ketahanan energi.