Jakarta, ruangenergi.com- Pada 14 Februari 2024 Indonesia akan memilih calon pemimpin negeri ini. Harapan ratusan juta rakyat di republik ini akan adanya pemimpin baru.
Tentu saja dampak dari hasil Pemilihan Umum untuk memilih Presiden maupun Wakil Presiden, berimbas langsung pada kebijakan energi di republik ini.
Betapa tidak, akan ada Menteri Energi Sumber Daya Mineral (MESDM) baru-itupun kalau tidak diganti namanya oleh Presiden-Wakil Presiden terpilih-yang akan memimpin sektor energi di negeri yang kaya raya akan sumber daya alam.
Menyimak ungkapan hati dari pengurus Indonesia Petroleum Association (IPA) beberapa waktu lalu ketika duduk santai bersama rekan-rekan media peliput sektor migas, dijelaskan bahwa ada asa yang disampaikan oleh mereka. Bagaimana arah yang benar untuk sektor migas, itulah yang disampaikan IPA.
Mungkin hampir senada, seirama hanya berbeda cara menyampaikan, banyak asosiasi-asosiasi energi, pengusaha energi bahkan wartawan energi memiliki asa (harapan) yang sama terhadap siapapun yang akan ditunjuk oleh Presiden Indonesia Terpilih untuk menggerakan roda kementerian yang mengurusi sektor energi.
Sektor energi ini sendiri banyak yang ingin ‘cawe-cawe’ di dalamnya. Entah itu partai politik, militer bahkan lembaga sosial masyarakat. Semua ingin ‘kecipratan’ berkah dari sektor yang menghasilkan milyaran dollar dari komoditas yang diperdagangkan sektor ini.
Tata kelola sektor yang diyakni mampu memenuhi kocek (dompet) siapapun yang terlibat di dalamnya-sadar atau tidak sadar-perlu dibenahi dengan baik.
Jangan sampai nafsu memperkaya diri sendiri, kelompok apalagi keluarga, bisa merugikan bangsa ini. Kita harus sadar dari sedini mungkin, Indonesia dianugerahi oleh Allah Subhanahu wa ta’ala,Tuhan Yang Maha Esa begitu melimpah-ruah. Emas, batu bara, nikel, migas, panas bumi, bahkan yang jarang didengar atau dipahami orang awam; rare earth (logam tanah jarang).
Butuh kepiawaian seorang menteri untuk bisa mengelola sektor ini dengan baik. Menteri yang paham bahwa sektor ini harus dijaga sebaik-baiknya untuk kemaslahatan umat.
Kebijakan-kebijakan Pemerintah Indonesia periode 2024-2029, termasuk kebijakan energi, harus memberikan kenyamanan kepada siapapun. Semoga saja.
Godang Sitompul, Pemimpin Redaksi