Freeport Targetkan tahun 2022 Operasi Tambang Bawah Tanah 100%

Jakarta, Ruangenergi.com PT Freeport Indonesia (PTFI), menargetkan pada 2022 mendatang pelaksanaan kegiatan pertambangan bawah tanah akan 100%.

Dalam sebuah Webinar beberapa waktu lalu, Presiden Direktur Freeport Indonesia, Tony Wenas, mengungkapkan, saat ini pihaknya hanya melakukan tambang bawah tanah sebesar 60%. Akan tetapi, perusahaan telah mempersiapkan skenario menuju ke 100%.

Menurutnya, rencana operasi tambang bawah tanah dengan kapasitas penuh dimulai dengan melakukan transisi pengerjaan tambang bawah tanah dari tambang terbuka yang sudah ditutup pada akhir tahun lalu.

“Tahun depan bisa 80% dan di tahun 2022 sudah bisa beroperasi penuh 100% sampai tahun 2041,” jelas Tony, sebagimana diberitakan, (07/09).

Terkait produksi tembaga pada tahun 2020, Tony memperkirakan, saat ini hampir mencapai 800 juta pon dan emas 820 ribu ons. Sementara, pada tahun 2022, produksi diperkirakan naik menjadi 1,6 miliar pon tembaga dan 1,6 juta ons emas.

“Jika nantinya seluruh tambang sudah beroperasi, kami akan menjadi tambang terbesar di dunia. Ada dua hal yang menurutnya menjadi tantangan bagi kami,” tuturnya.

Pertama, Ore atau bijih yang sifatnya basah dan bisa terjadi luncuran lumpur basah. Sehingga pengelolaan dan penanganan harus sangat hati-hati.

Kedua, Seismik yang sering terjadi. Sebab ada beberapa drop point yang memang diledakkan untuk tujuan penambangan.

Selain itu, lanjut Tony, pihaknya tetap beroperasi meski pandemi Covid-19 belum berakhir. Karena sebelumnya, PTFI berkontribusi hingga 90% terhadap pendapatan daerah Mimika, dan 45% terhadap pendapatan Provinsi Papua.

“Kami juga menyetorkan dana sekitar Rp 2 triliun ke pemerintah pusat. Setoran tersebut berupa pajak, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), dan lainnya. Belum lagi multipler effect beroperasinya Freeport Indonesia, dan memperkerjakan 25 ribu orang karyawan,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Tony menguraikan, Freeport Indonesia memiliki peran penting dalam menjaga roda perekonomian di dalam negeri.

Akan tetapi, dirinya sangat khawatir terhadap penyebaran virus Covid-19, dilingkungan tambangnya. Oleh karena itu, pihaknya terus menjalankan protokol kesehatan lebih disiplin lagi dalam menjalankan aktivitas operasional.

“Bagi dunia usaha, masyarakat juga harus taat dan disiplin. Kalau semua komponen bangsa bisa berperan, maka Indonesia akan lebih cepat menangani Covid-19,” tandas. Tony.

Sebagai informasi, Freeport Indonesia merupakan perusahaan pertambangan tembaga dan emas yang terbesar di Indonesia, bahkan tingkat dunia.

Pembangunan smelter tembaga yang berlokasi di Gresik, Jawa Timur, dari hasil verifikasi progress smelter sampai dengan bulan Juli 2020 adalah secara fisik mencapai 5,86% dari rencana 10,5%.

Verifikasi dilakukan oleh konsultan Surveyor Indonesia. Selain itu, adapun dari pekerjaan yang sudah dilaksanakan Feasibility Study, Front End Engineering Design (FED), ini sudah diselesaikan.

Kemudian pekerjaan advance detail engineering yang baru mencapai 39%. Lalu, Ground Improvement (pematangan lahan) yang baru termasuk Pemasangan Pre-Fabricated Vertical Drain (PVD) dan Pre-Fabricated Horizontal Drain (PHD), kedua ini sudah diselesaikan 100%.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *