Kapal MV Nur Allya

Hasil Investigasi KNKT Atas Tenggelamnya Kapal Pengangkut Bijih Nikel

Jakarta, Ruangenergi.comKomite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkap penyebab tenggelamnya Kapal MV Nur Allya melalui hasil investigasi yang dirilis pada Jumat (05/02/2021).

Pasalnya, Kapal MV Nur Allya tersebut membawa muatan pada bijih nikel, data hasil investigasi menyimpulkan bahwa muatan kapal tersebut melebihi batas kadar air yang diizinkan dalam pengangkutan.

Hal tersebut, diungkapkan oleh Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono di Jakarta, Sabtu, (06/02).

“Dapat disimpulkan bahwa muatan Nur Allya mengalami likuifaksi,” ujar Soerjanto Tjahjono dikutip Antara.

Soerjanto mengungkapkan, kesimpulan tersebut berdasarkan analisis kerusakan lifeboat, data sistem informasi otomatis (AIS), adanya sinyal Emergency Position Indicating Radio Beacon (EPIRB), data hasil survei bawah air, keadaan laut yang cukup bergelombang dan khususnya data keadaan kadar air dari muatan pada bijih nikel yang melebihi batas kadar air yang diizinkan dalam pengangkutan, serta terjadinya hujan saat pemuatan.

“Dari hasil analisis stabilitas yang telah dilakukan, maka tenggelamnya Kapal Nur Allya di Perairan Halmahera, Maluku Utara, pada 21 Agustus diakibatkan likuifaksi muatan bijih nikel dengan nilai momen likuifaksi 474.630,996 ton,” bebernya.

Menurutnya, nilai lengan penegak negatif dalam momen likuifaksi yang besar, berakibat kapal secara spontan terbalik dalam periode yang sangat singkat.

“Kapal kehilangan stabilitas akibat terjadinya free surface dari muatannya. Selanjutnya kapal terbalik dan tenggelam,” imbuhnya.

Adapun kronologi kejadian kapal MV Nur Allya Tenggelam yakni pada 20 Agustus 2019 silam. Pukul 15.56 WIT, Kapal MV Nur Allya berangkat dari Pelabuhan Weda, Maluku Utara, menuju Pelabuhan Morosi, Sulawesi Tenggara.

Kapal memuat bijih nikel sebanyak 51.500 metrik ton, dengan diawaki oleh 25 orang dan dua orang pengikut. Kapal direncanakan tiba di Pelabuhan Morosi pada 23 Agustus 2019.

Akan tetapi pada 21 Agustus 2019 pukul 03.25 WIT, berdasarkan data AIS, kapal berlayar dengan kecepatan 9,5 knot dengan arah haluan 183 derajat dengan koordinat berada di posisi 01°06’0.30” LS / 128°36’0.68” BT.

Kemudian pukul 03.56 WIT dari data AIS diketahui kecepatan kapal berubah dan kecepatan menjadi satu knot dan haluan kapal mengarah ke 188 derajat.

Lalu, pada saat itu kapal berada di koordinat 01°10’1.33” LS / 128°35’1.25” BT yang merupakan data AIS Kapal MV Nur Allya terakhir kali terdeteksi, setelah itu perusahaan kehilangan kontak dengan Kapal MV Nur Allya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *