Jakarta, ruangenergi.com- Indonesia harus punya perencanaan infrastruktur gas. Harus ada integrated logistic and infrastructure gas. Mengingat Indonesia kaya akan sumber gas.
Di sisi lain, gas itu clean energy (energi bersih) yang emisinya hanya sedikit dibandingkan minyak (oil).
“Pembangunan (integrated logistic and infrastructure gas) tidak bisa hanya di level Pertamina saja. Itu harus nasional yang harus punya perencanaan itu, yaitu dalam bentuk perencanaan pemerintah dan dalam bentuk Permen (Peraturan Menteri) ESDM.Ini yang sedang dibangun, dan dari situ kita (Pertamina) terjemahkan dalam program dan anggaran per tahunannya,” kata Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati di sela-sela ISF 2024, Kamis (05/09/2024), di Jakarta.
Dalam catatan ruangenergi.com, “Integrated Logistic and Infrastructure Gas” merujuk pada pendekatan komprehensif dalam pengelolaan distribusi dan infrastruktur gas, mencakup seluruh rantai pasokan gas dari produksi, penyimpanan, hingga distribusi ke konsumen akhir. Dalam konteks ini, “integrated” berarti menggabungkan berbagai aspek logistik dan infrastruktur untuk memastikan efisiensi, keandalan, dan keamanan pasokan gas.
Biasanya, ini mencakup elemen-elemen seperti:
- Produksi Gas: Mengelola proses ekstraksi atau produksi gas dari sumber daya alam.
- Penyimpanan: Menyediakan fasilitas penyimpanan gas, seperti terminal LNG (Liquid Natural Gas), untuk menjaga pasokan tetap stabil.
- Transportasi: Mengatur pengangkutan gas melalui jalur pipa, kapal tanker, atau moda transportasi lain.
- Distribusi: Menjamin gas sampai ke konsumen akhir, seperti industri, pembangkit listrik, atau rumah tangga, dengan efisiensi tinggi dan kerugian minimal.
- Infrastruktur: Termasuk pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur fisik seperti jaringan pipa gas, stasiun pengisian, atau fasilitas pemrosesan.
Pendekatan ini bertujuan untuk mengoptimalkan operasi keseluruhan dengan menyelaraskan seluruh proses secara terintegrasi, sehingga mengurangi biaya, meningkatkan efisiensi operasional, dan mengurangi dampak lingkungan