Akhir 2022 Kapasitas Listrik Terpasang dari Panas Bumi Capai 2.326,6 MW

Jakarta, Ruangenergi.com – Ketua Umum Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API) Priyandaru Effendi mengungkaokan, bahwa Indonesia saat ini sudah punya produksi panas bumi sebesar 2.130,6 MW dan diperkirakan pada akhir tahun 2022 nanti jumlah kapasitasnya sudah mencapai sekitat 2.326,6 MW.

“Jumlah 2.326,6 MW ini muncul karena pada tahun 2021 ini akan ada tambahan kapasitas listrik terpasang dari panas bumi sebesar 140 MW. Kemudian pada tahun 2022 nanti bertambah lagi sekitar 196 MW. Sehingga pada akhir tahun depan akan menjadi 2.326 MW,” kata Priyandaru pada webinar bertajuk “Sinergi Mendukung Percepatan Pengembangan Panas Bumi” yang digelar Ruangenergi.com bekerja sama dengan Ditjen EBTKE, Kamis (06/5).

Menurut dia, dengan potensi panas bumi yang sangat besar yaitu mencapai 23,9 GW, sementara yang terpasang baru sekitar 2,13 GW saja, maka prospek investasi panas bumi di tanah air akan sangat besar.

“Potensi Indonesia sangat besar dari 23,9 (GW) dan menjadi negara dengan potensi oanas bumi terbesar kedua di dunia, ternyata yang sudah termanfaatkan baru mencapai 2.100 (MW atau 2,1 GW). Sebenarnya saat ini investor sudah banyak yang line up, tinggal menunggu kesempatan saja untuk masuk,” papar Priyandaru.

Lebih jauh ia mengatakan, bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia juga cukup baik sehingga diprediksi kebutuhan akan tenaga listrik semakin berkembang. Aoalagi Indonesia juga selalu punya growth ekonomi sekitar 5 persen, kecuali dua tahun terakhir karena pandemi.

“Dan Rule of thumb untuk kebutuhan tenaga listrik kurang lebih 1,5-2 persen di atas growth, jadi masih banyak room di situ,” tambahnya,” ucap Priyandaru.

Menurut dia, ke depannya masih ada target pemerintah yang besar terkait pengembangan panas bumi.

“Pemerintah memasang target ambisius untuk tercapai kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) sebesar 7,2 GW pada tahun 2025 dan 10 GW pada tahun 2030 mendatang.

Namun, kata dia, target dari rencana umum energi nasional pada tahun 2025 sebesar 7200MW memang harus direvisi.

“Jadi kita bicara masih di angka 5 ribu MW, tapi dengan memiliki potensi yang begitu banyak di Geothermal, tentu saja kondisi ini sangat disayangkan,” pungkasnya.

Sementara Direktur Utama Medco Power, Eka Satria mengungkapkan, bahwa salah satu perusahaan swasta nasional yang turut mengembangkan panas bumi adalah PT Medco Power Indonesia.

“Perusahaan kita juga ikut mengembangkan energi panas bumi di samping energi bersih lainnya. Untuk geothermal, terus terang di pihak swasta saat ini secara gross mungkin salah satu geothermal plant yang terbesar di seluruh dunia di satu kontrak,” tukasnya.

“Kebetulan kami dan teman-teman swasta lainnya yang mengembangkan, yaitu Sarulla dengan potensi sangat luar biasa, sampai 1.000 (MW). Selain itu, Medco Power saat ini juga tengah mengembangkan PLTP Ijen dengan kapasitas 110 MW,” papar Eko.

Menurut dia, saat ini Medco Power dan perusahaan-perusahaan pengembangan panas bumi lainnya cukup serius berkolaborasi mengembangkan listrik dari panas bumi sampai 1.000 MW. “Jadi memang komitmen kami sangat tinggi untuk itu,” ucapnya.

Namun, kata dia, harus diakui bahwa investasi untuk panas bumi memerlukan dana yang sangat besar atau bisa mencapai USD 7 miliar.

“Kalau kita tahu, pengembangan geothermal ini cukup mahal, hal ini harus kita pikirkan bersama kalau memang target ini ingin dicapai ke depan. Yang pasti investasi yang dibutuhkan juga sangat besar,” tutup Eka.(SF)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *