Jakarta, RuangEnergi.Com- BUMN setrum plat merah bakal memiliki tugas berat, mulai dari menuntaskan rasio elektrifikasi di Indonesia hingga menciptakan tarif listrik yang efisien baik untuk masyarakat dan industri. Selain itu, PLN juga ditugaskan untuk meningkatkan penggunaan energi baru terbarukan sebagai sumber listrik. Salah satu yang harus dipenuhi PLN adalah pemenuhan listrik ramah lingkungan di Ibu Kota Baru.
Menurut Direktur Utama Zulkifli Zaini, untuk menyelesaikan program kelistrikan rencana sudah dibuat secara detail, antisipasinya sudah disiapkan, tetapi semua ini tidak akan berarti tanpa melakukan apa-apa. Kunci keberhasilannya adalah terletak pada eksekusi.
Paradigma pengelolaan PLN dibawah direksi baru nampaknya akan berubah secara signifikan. Majemen pelayanan akan terus diperbaiki disamping terus melaksanakan tugas pokoknya menyediakan listrik yang andal dan terjangkau. Terkait dengan proyek kelistrikan yang harus diselesaikan, pada prinsipnya akan terus dikerjakan secara rasional sesuai kebutuhan.
Komitmen ini disampaikan Direktur Utama PLN dengan berjanji melakukan pembenahan manajemen dengan mengedepankan asas good corporate governance dengan mengedepankan kepuasan pelanggan. Hanya dengan cara itu korporasi seperti PLN dengan tanggung jawab yang sedemikian tinggi, dapat menjalankan operasi dengan sebaik-baiknya.
Dia mengingatkan bahwa pelanggan listrik sebagai konsumen yang harus dilayani sebaik-baiknya.
“Dengan demikian, PLN sebagai penyedia kelistrikan harus menempatkan diri sebagai pelayan, dan bukan yang ingin dilayani.”ungkapnya.
Zulkifli Zaini menegaskan akan menerapkan pendekatan back to basic, back to track, dalam memimpin kemudi perusahaan milik negara sebesar PLN. Dalam pesannya kepada para pegawai PLN, ia menekankan pentingnya PLN bekerja dalam satu tim, tidak terkotak-kotakkan, dan bersinergi.
“Kapal besar bernama PLN harus kita dayung bersama menuju arah yang sama. Jangan sampai ada yang melubangi dinding kapal, karena satu orang berbuat, seluruh orang di dalam kapal akan terkena imbasnya,”tegas Zulkifli di Kantor Pusat PLN, Jakarta.
Hal ini, menurut dia menjadi keharusan, karena hanya dengan cara itu korporasi seperti PLN dengan tanggung jawab yang sedemikian tinggi, dapat menjalankan operasi dengan sebaik-baiknya.
Pelayanan terbaik, menurutnya menjadi fokus utama bagi mengingat bahwa pelanggan listrik sebagai konsumen yang harus dilayani sebaik-baiknya. Dengan demikian, PLN sebagai penyedia kelistrikan harus menempatkan diri sebagai pelayan, dan bukan yang ingin dilayani.
Lebih jauh, Zulkifli mengatakan bahwa perusahaan listrik yang dipimpin-nya akan melakukan efisiensi secara besar-besaran untuk menghemat anggaran korporat dalam melakukan operasional. Ini menunjukan bahwa perseroan tidak akan melakukan pemborosan anggaran dalam melaksanakan tugas. “PLN akan fokus pada pengendalian keuangan. Kepada seluruh jajaran, saya sudah berpesan untuk menjaga kinerja keuangan dengan baik, rasio keuangan juga harus baik dan efisien,” ungkap Zulkifli
Dorong Penggunaaan EBT
Sebagaimana amanat Pemerintah, PLN juga mendapat tanggung jawab untuk mengurangi konsumsi BBM pada pembangkit yang dioperasikan-nya. Dalam lima tahun terakhir, persentase konsumsi BBM untuk pembangkit PLN mengalami penurunan dari 8,3% pada tahun 2015 menjadi hanya 3,61% pada tahun 2019.
Angka ini terus diupayakan untuk turun, baik melalui penggunaan B20 dan B30, maupun dengan mengembangkan penelitian penggunaan CPO pada pembangkit-pembangkit kami. Dengan melakukan adaptasi dengan pemanfaatan B20 dan B30, maka PLN dapat terus meningkatkan efisiensi untuk mencapai suistainability growth.
Sementera itu, untuk mendukung ketersediaan listrik di desa-desa di seluruh Indonesia dalam mendongkrak produktivitas desa dan kelurahan, program Desa Berlistrik yang dijalankan oleh PLN mampu menerangi desa dari 70.391 desa pada tahun 2015 menjadi 81.085 desa dan kelurahan di seluruh Indonesia. “Sebagian besar penambahan desa berlistrik dilakukan di daerah-daerah yang sulit dijangkau, sehingga memerlukan pekerjaan yang lebih kompleks.
Menurut Zulkifli, Ke depan, PLN akan memfokuskan pada tiga aspek yakni penurunan biaya operasi perusahaan, peningkatan keandalan dan pelayanan, serta peningkatan pendapatan usaha. Dengan tiga langkah itu, kontribusi PLN terhadap keuangan negara diharapkan juga akan meningkat secara signifikan.
Selain itu, PLN juga akan fokus untuk mengembangkan energi baru dan terbarukan (EBT).
“Saat ini, daya pembangkit EBT terpasang 7.800 MW. Ada tambahan daya dari PLTA Hasang berkapasitas 39 MW di Sumatera Utara yang baru saja mendapatkan SLO (Sertifikat Laik Operasi). Kapasitas terbesar yang dimiliki PLN untuk sektor EBT yakni PLTA sebanyak 4.750 MW atau 60 % dari total seluruh EBT. Pada tahun 2020 ini, PLN berencana untuk menambah pembangkit dari sektor EBT sebanyak 1.492 MW,” terangnya
Untuk mendukung penggunaan pembangkit ramah lingkungan, PLN siap mengganti Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang sudah tidak efesien dengan Pembangkit EBT (Energi Baru Terbarukan).
Sebagai informasi sebelumnya, Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyebut Pemerintah akan mengganti Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) tua dengan Energi Baru Terbarukan (EBT) melalui investasi asing.
Dia menjelaskan, itu bisa terjadi jika ada pemenuhan dari beberapa aspek pendukung misalkan, pembangkitnya cukup, transmisinya baik, distribusinya baik dan gardu induknya baik.
“PLN akan support yang terkait dengan investasi. Itu akan kami lakukan sungguh-sungguh kedepan,” katanya
Untuk meningkatan bauran energi, PLN mendapat mandat untuk menaikkan porsi EBT dari pemerintah, dari yang sebelumnya 12 persen menjadi 23 persen. Namun, mengingat investasi EBT cukup mahal saat ini PLN masih melakukan review.
“Itu sedang direview. PLN memang mendapat mandat untuk menaikan porsi EBT kita menjadi 23 persen di tahun 2025 dan kami komit itu. Jadi kami akan siapkan semua inisiatif agar porsi EBT meningkat menjadi 23 persen,” jelasnya.
Dia optimis semua ini akan terwujud mengingat dukungan pembangkit EBT akan segera terwujud melalui kesepakatan dengan Abu Dhabi untuk mendirikan PLTS terapung terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas 145 mega watt di Cirata Purwakarta.
Direktur Utama PLN juga berkomitmen untuk terus meningkatkan pelayanan PLN sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kepuasan pelanggan.
“Daya listrik cukup, ke depan akan bertambah. Karena itu, pelayanan harus baik, harus andal, dan dengan harga yang kompetitif. Dengan ketersediaan listrik yang andal, PLN juga akan menjadi roda penggerak ekonomi bangsa,” tutup Zulkifli Zaini.(DH)