Jakarta, ruangenergi.com- Vice President Pengendalian Kontrak Gas PLN, Edwin Bangun dalam diskusi virtual ” Arah Baru Industri Migas : Ketahanan Energi Dengan Memaksimalkan Pemanfaatan Natural Gas dan LNG Dalam Negeri” menyatakan, untuk mendukung optimalisasi pemanfaatan gas di pembangkit PLN dan IPP dibutuhkan dukungan pemerintah dengan memberikan harga khusus untuk gas.
“Komitmen PLN untuk meningkatkan bauran energi 23% di 2025 butuh didukung oleh kebijakan penetapan harga khusus LNG untuk jangka panjangl,” kata Edwin Bangun dalam diskusi virtual SKK Migas, Energy Watch dan Ruang Energi, Rabu(22/9/21)
Lebih lanjut Edwin menjelaskan, tantangan yang dihadapi PLN dalam pemanfaatan gas/LNG untuk pembangkit adalah terbatasnya swing supply dari gas pipa, minimnya ketersediaan infrastruktur LNG, dinamisnya perubahan demand listrik dan harga gas.
“Semakin berkembangnya teknologi dan trend penggunaan energi terbarukan dengan harga yang kompetitif dibanding bahan bakar fosil, gas dapat dipilih dalam penyediaan energi listrik,” jelasnya
Untik mengoptimalkan pemanfaatan gas di pembangkit , menurut Mamit perlu kebijakan agar harga gas lebih kompetitif agar dapat mendekati harga listrik dari pembangkit batubara. Dengan BPP lebih murah dibandingkan BPP pembangkit batubara maka akan berdampak naiknya penyerapan gas.
Di akhir paparannya Erwin dengan tegas menyampaikan harapan PLN terhadap kebijakan pemerintah terkait harga gas bumi.
Dengan adanya kebijakan penetapan harga khusus LNG untuk jangka panjang akan dapat digunakan untuk pola operasi pembangkit load follower dan peaker, sehingga dapat mendukung intermiten supply untuk penyeimbang surya panel. Selain itu, dapat digunakan pembangkit yang tidak terhubung dengan jaringan gas pipa(virtual pipeline)
“PLN perlu dukungan pemerintah dalam penyediaan LNG khususnya sektor hulu migas untuk penyediaan LNG filling station skala kecil(BP, Donggi Sinoro). Pemerintah perlu menetapkan harga LNG khusus untuk implementasi Kepmen ESDM No. 13/2020 sehingga membantu penurunan konsumsi BBM nasional, meningkatkan bauran gas, serta membantu mendukung pertumbuhan ekonomi di wilayah Indonesia Timur”, tutup Edwin Bangun
